Duniaku Maya – Pertengahan Januari 2021, pemerintah mulai melakukan vaksinasi sebagai ikhtiar untuk mengatasi pandemi Covid-19. Presiden Joko Widodo pun menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin produksi Sinovac tersebut.
Di tengah pro dan kontra yang bergejolak, pemerintah menargetkan untuk melakukan vaksinasi secara bertahap, salah satu elemen yang diutamakan adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Sebagai seorang apoteker yang bekerja di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Timur, saya mendapatkan kesempatan untuk divaksin. Tepatnya tanggal 6 Februari 2020, saya mendapat dosis pertama vaksin CoronaVac. Lantas, apa yang kemudian terjadi? Apakah benar kabar burung yang beredar jika penyuntikan vaksin ini hanya sebatas menjadikan nakes sebagai kelinci percobaan?
Apa itu CoronaVac?

CoronaVac merupakan salah satu dari beberapa vaksin Covid-19 yang telah dilakukan uji klinis dan mendapatkan izin penggunaan darurat / Emergency Use Authorization (EUA). Vaksin yang berisi virus yang sudah dilemahkan tersebut memiliki efikasi sebesar 65,3% setelah dilakukan uji klinis di Bandung. Meskipun tingkat antibodi yang dihasilkan cukup rendah jika dibandingkan dengan penyintas Covid-19 yang telah sembuh, namun angka tersebut dinilai dapat memberikan perlindungan yang cukup untuk mencegah penularan SAR-Cov-2.
Vaksin CoronaVac berbentuk sediaan suspensi injeksi dalam vial dengan volume 0,5 mL (3 mgc).
Kelebihan dari vaksin CoronaVac jika ditinjau dari segi farmasetisnya adalah terkait suhu penyimpanan yang stabil pada suhu 2-8 derajat celcius, sehingga akan mempermudah dalam proses pendistribusian ke daerah-daerah.
Cara Pemberian Vaksin
- Dewasa usia 18 – 59 tahun : disuntikan ke dalam otot (intramuskular) sebanyak 0,5 mL dalam dua dosis dengan selang waktu 14 hari (untuk vaksinasi pada situasi emergensi pandemi) atau selang waktu 28 hari (untuk vaksinasi rutin).
- Dewasa usia >60 tahun (lansia) : disuntikan ke dalam otot (intramuskular) sebanyak 0,5 mL dalam dua dosis dengan selang waktu 28 hari.
Alur Vaksinasi
Untuk SDM Kesehatan, berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan agar terdaftar sebagai penerima vaksin :
- Daftarkan diri melalui Whatsapp Kemenkes RI. Klik link ini :
https://wa.me/6281110500567?text=vaksin%2353840243
Data-data yang harus dilengkapi yaitu 6 angka terakhir NIK, nomer handphone, nama sesuai KTP, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat email, nama tempat dan kota Fasilitas Layanan Kesehatan tempat bekerja saat ini, Jenis SDM Kesehatan sebagai profesi saat ini, dan alamat tempat tinggal.
- Cek status Anda dalam program vaksinasi Covid-19 pada link di bawah ini :
- Datang ke lokasi vaksinasi yang telah ditentukan. Pastikan membawa KTP.
- Petugas akan melakukan verifikasi data.
- Petugas melalukan skrining awal. Anda akan ditanyai tentang riwayat alergi dan riwayat penyakit sebelumnya, diantaranya : autoimun, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit liver, penyakit ginjal, kanker/tumor, penyakit jantung, asma, stroke, atau pernah terkonfirmasi positif Covid-19. Jika Anda wanita, petugas akan menanyakan apakah Anda sedang hamil (atau merencanakan kehamilan)/menyusui.
- Petugas akan melakukan cek kesehatan, yaitu mengukur tekanan darah dan nadi.
- Jika dinyatakan memenuhi kriteria, Anda bisa melanjutkan proses vaksinasi.

Efek Samping Vaksin CoronaVac
Dilansir dari laman BPOM, efek samping vaksin CoronaVac bersifat ringan, tidak berbahaya dan dapat pulih kembali. Efek samping tersebut bersifat lokal dan sistemik. Diantaranya :
Efek Samping Lokal
- Nyeri di tempat injeksi
- Pembengkan, eritema, gatal, indurasi, kemerahan, menurunnya sensasi, dan warna kulit yang lebih pudar (discolouration)
Efek Samping Sistemik
- Nyeri otot,
- Demam
- Rasa lelah (fatigue)
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
Kesan setelah Disuntik Dosis Pertama Vaksin CoronaVac
Setelah mendapatkan dosis pertama vaksin, saya merasakan efek samping lokal yaitu nyeri di tempat injeksi, namun hanya bertahan sekitar satu jam. Berbeda dengan teman saya yang merasakan nyeri dan bengkak sampai seharian.
Selain nyeri, yang saya rasakan adalah lasa lapar dan mengantuk di luar dari kebiasaan. Meskipun cukup mengganggu aktivitas, namun efek samping ini bisa diatasi dan tidak berlangsung lama.
Lebih baik melakukan vaksinasi dalam keadaan tubuh sedang fit dan dalam keadaan kenyang untuk menghindari risiko munculnya efek samping yang tidak diinginkan.
Untuk ibu hamil dan menyusui, tidak disarankan untuk dilakukan vaksinasi sampai terbit izin dari BPOM (menunggu penelitian lebih lanjut).
Meskipun tidak menjamin dapat melindungi dari Covid-19 seratus persen, pemberian vaksin untuk nakes merupakan salah satu ikhtiar untuk menguatkan garda terdepan agar tidak semakin banyak nakes yang tumbang sehingga dapat memaksimalkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Sekali lagi, Covid-19 itu nyata. Semoga vaksin ini segera bisa diberikan kepada masyarakat secara luas dan dapat membentuk kekebalan massal sehingga bisa mengakhiri pandemi.
Tetap patuhi protokol kesehatan dan patuhi imbauan pemerintah ya, Sobat Dummy!

Daftar Pustaka
- Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat. (2021, 11 Januari). Badan POM Terbitkan EUA, Vaksin CoronaVac Sinovac Siap Disuntikkan. Dikutip 7 Februari 2021 dari Badan POM : .https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/20883/Badan-POM-Terbitkan-EUA–Vaksin-CoronaVac-Sinovac-Siap-Disuntikkan.html
- Badan POM. (2021). Informasi Produk untuk Peserta Vaksinasi Menggunakan Vaksin Coronavac untuk Pencegahan Covid-19 pada Dewasa Usia 18 Tahun atau Lebih. Dikutip 7 Februari 2021 dari Pusat Informasi Obat Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan : http://pionas.pom.go.id/obat-baru/coronavac-suspensi-injeksi-3-mcg05-ml