Duniaku Maya – Apa yang terlintas di benak Sahabat tentang Surabaya? Deretan mall yang serba wah hingga udara panas yang membuat malas beraktivitas di luar ruangan? Benar sekali!

Selain itu, Surabaya mulai mempercantik kota dengan beragam taman dan hutan kota yang sejuk dan tentunya menarik animo masyarakat. Salah satunya adalah hutan mangrove Wonorejo.
Sebagai seorang mahasiswa perantauan, hutan mangrove Wonorejo merupakan salah satu destinasi wisata yang tak luput dari bidikan saya. Selain karena tempatnya tidak jauh dari kampus, tempat ini juga cocok untuk kantong mahasiswa karena tidak dipungut biaya alias gratis.
Saya akan berbagi sedikit pengalaman mengunjungi salah satu ekowisata andalan kota Surabaya ini. Simak ya!
Perjalanan dari Kampus B Unair
Beralamat di Jalan Raya Wonorejo No. 1, Wonorejo, Rungkut, saya memilih mengendarai motor melewati jalan Dr. Ir. H Soekarno kemudian belok kiri setelah melewati jembatan Merr. Jalur menuju hutan mangrove wonorejo melalui rute ini cukup lancar, namun lebar jalan Wonorejo Timur ini tak terlalu besar. Banyaknya perumahan membuat jalan ini cukup ramai dilalui kendaraan.
Jika ingin terhindar dari perjalanan yang panas, lebih baik berangkat tidak terlalu siang. Tempat ini sudah buka pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 18.00 WIB.
Cukup Bayar Parkir
Untuk masuk ke ekowisata ini memang tidak dipungut biaya, namun cukup membayar uang parkir. Area parkir yang disediakan juga cukup luas, terdiri dari area parkir untuk mobil dan area parkir untuk sepeda motor. Untuk sepeda motor, tarif parkir sebesar lima ribu rupiah, sedangkan untuk mobil sebesar sepuluh ribu rupiah.
Fasilitas-Fasilitas
Selain area parkir yang cukup luas, ekowisata ini menyediakan beberapa fasilitas seperti musala, toilet, gazebo, sentra kuliner, jogging track, wisata naik perahu, dan tentunya beragam spot foto.

(Dokumen penulis)

(Dokumen penulis)

(Dokumen penulis)
Musala tidak terlalu luas namun cukup bersih. Sentra kuliner yang ada cukup luas dengan menu cukup beraneka. Terdapat beberapa stan yang berjualan cemilan seperti permen kapas sampai cilok. Setelah mengitari area hutan magrove ini, minum es kelapa muda jadi pilihan terbaik untuk menghilangkan dahaga.
Untuk dapat memasuki jogging track, Sahabat harus membayar tiket tambahan sebesar tiga ribu rupiah. Di sana, terdapat beberapa spot foto yang iconic.
Jika ingin menyaksikan kesejukan tempat ini dengan cara berbeda, Sahabat bisa membayar sekitar 25 ribu rupiah untuk menaiki perahu yang disediakan pengelola, menyusuri sungai di hutan mangrove tersebut selama beberapa menit.
Tak hanya menawarkan rimbunnya mangrove yang menyejukkan, pengelola juga menyediakan informasi-informasi menarik tentang mangrove sehingga dapat menambah wawasan pengunjung.

(Dokumen penulis)
Beberapa Spot Foto Andalan

(Dokumen penulis)
Yup, tentu saja, tujuan sebagian besar pengunjung adalah untuk mendapatkan momen terbaik yang terabadikan di kamera ponsel atau kamera profesionalnya. Tak heran, sepanjang jalur, Sahabat akan menjumpai pengunjung yang berhenti di tengah jalur untuk berfoto bersama, berswafoto, bahkan melakukan pemotretan seperti pre-wedding.
Pengelola juga menyediakan jasa fotografer yang akan membidik senyum terbaik Sahabat. Cukup membayar kurang lebih 25 ribu rupiah, selembar foto terbaik sudah bisa dibawa pulang.
Berikut ini beberapa spot fotografi yang bisa mempercantik feed Instagram Sahabat!



Sedikit Kekurangan
Sebagai catatan untuk diperhatikan, meskipun sudah disediakan tong sampah di sepanjang jalur, beberapa pengunjung kurang menjaga kebersihan sehingga masih ditemukan sampah di titik-titik tertentu. Selain itu, pengunjung juga harus berhati-hati karena terdapat beberapa titik yang jalurnya hampir rusak sehingga cukup berbahaya.

(Dokumen penulis)
Tak perlu ragu untuk menghabiskan akhir pekan di sini bersama teman atau keluarga, yang penting kita harus menjaga kelestariannya bersama-sama. Ohya, jangan lupa pakai sunblock ya!